Achmad Rifki (15) siswa kelas VII MTs Miftahul Khoirot Desa Branjang Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang mendapat perlakuan kasar oleh gurunya, inisial WK.
Rifki dibogem oleh oknum guru tersebut di bagian muka hingga berdarah-darah dan jatuh pingsan, rifki juga sempat di seret di kelas di permalukan di depan teman -teman nya . Bahkan siswa itu dipukul bertubi-tubi oleh sang guru. Gara-garanya, waktu itu Rifai nyeletuk atau berinisiatif menjawab pertanyaan sang guru yang ditujukan kepada teman sekelas Rifai, saat pelajaran sekitar pukul 08.30.
Dirinya kemudian kena marah, dilempar buku mengenai pelipis mata, hidung dipukul hingga berdarah, dan perut ditendang.
“Setelah itu saya tidak tahu. Tahu-tahunya sudah berada di puskesmas. Saat ini, saya masih merasa pusing-pusing dan kerapkali penglihatan terasa kabur (tidak fokus). Guru tersebut memang keras dalam mendidik anak. Sebelumnya ada 8 siswa yang juga pernah dipukul dan dijewer tetapi tidak separah seperti yang saya alami seperti ini,” kata Ahmad Rifki dalam pembaringan dirawat di RSUD Ungaran, Kamis (5/11/2015).
Kejadian pemukulan itu hari Jumat 30 Oktober. Berdasarkan pantauan kami . Kamis (5/11) siang, Rifki masih terbaring lemas, tangan masih diinfus, belum dapat bergerak bebas, dan luka akibat pukulan oknum guru di sekolah itu pun masih terlihat jelas. Dua bagian tubuh yang mengalami luka parah itu yakni di sekitar pelipis mata bagian kiri dan hidung. Siang itu, dia ditemani sang Ibu, Winarti (33).
Direktur RSUD Ungaran dr Setya Pinardi mengungkapkan, berdasarkan hasil diagnose medis terhadap pasien Achmd Rifki, dia mengalami cidera kepala ringan dan terdapat gangguan di sekitar mata.
Gangguan tersebut kerapkali dikarenakan terkena benturan benda keras. Sementara cidera kepala, tidak mengakibatkan atau tidak berpotensi gegar otak.
“Jumat itu juga kami lapor ke polisi. Tetapi di sana, kondisi si anak semakin memburuk sehingga segera dibawa ke RSUD Ungaran. Dan hasil pemeriksaan kesehatan, Rifki harus rawat inap dan kondisi semakin lama berangsur cukup baik. Prinsipnya, atas kejadian ini, kami dari pihak keluarga tidak mau berdamai. Ulah guru ini sudah kelewat batas,” ujar Winarti (33) istri dari Abdul Jalil (37) itu. (*)
Menurut anda perlakuan guru seperti ini bagaimana ??apakah pantas seorang guru memberikan disiplin sampai melukai seperti ini,jika anda merasa prihatin dengan dunia pendidikan sekarang silahkan share artikel ini.
Ikuti juga


Tidak ada komentar:
Posting Komentar