- Satu lagi, pasien Aids, Sri Ut (28), yang merupakan mantan BMI dari hongkong, gagal diselamatkan.
Ia akhirnya menghembuskan nafas terakhir di RSUD Ngudi Waluyo, Wlingi, Selasa (27/10) malam kemarin, setelah dua minggu dirawat di RS milik Pemkab Blitar tersebut.
"Mayatnya dimakamkan tadi pagi di tempat asalnya sekitar pukul 10.00 WIB. Itu sempat menginap semalam di rumah karena meninggalnya sudah malam (menjelang isyak)," ujar ibu, Msr (52), Rabu (28/10).
Sebelum meninggal dunia, papar Msr, selasa siang kemarin, kondisi anaknya sempat kesulitan bernafas, bahkan membuang ludah pun susah , bagian badan banyak sekali yang mengeluarkan nanah busuk, bahkan dia sering mengigau minta ampun, namun nasi sudah jadi bubur .
Sementara, di hidungnya sudah terpasang selang kecil, untuk membantu asupan makanan. Sebab, korban sejak masuk RS itu tak bisa makan, sehingga dibantu melalui selang yang dilewatkan hidungnya.
Terkait musibah ini, Msr mengaku keluarganya ikhlas karena sejak awal sudah menyadari kondisi kesehatan anaknya memang cukup parah, mungkin karena ini salah Sri sendiri memilih pergaulan buruk di hongkong .
dr Loeqy Janna, Direktur RSUD Ngudi Waluyo, Wlingi, mengatakan, memang kondisi korban sejak masuk rumah sakit, sudah sangat parah.
Hanya sekadar makan saja, ia harus dibantu dengan cara Naso Gas Trittube (NGT)--makanan cair yang dilewatkan selang dengan dimasukkan ke hidungnya.
"Dia nggak bisa mengunyah, saraf otaknya sudah tak berfungsi," katanya.
Selama berada di RS, Loeqy mengakui, pasien itu tak banyak perkembangan. Itu karena kondisinya cukup parah. Berbagai upaya sudah dilakukan, namun akhirnya ia tak tertolong.https://goo.gl/r4qHIz
"Kami nggak bisa menjelaskan detail karena menyangkut hak pasien," ungkapnya.
Seperti diketahui, Sri, adalah warga Kecamatan Wonotirto, Kabupaten Blitar.
Ia dideportasikan oleh Pemerintah Hongkong setelah bekerja di negara itu sejak tahun 2013 lalu. Penyebabnya, karena ia diduga kena Aids.
Selasa (13/10) malam lalu, ia tiba di RSUD Ngudi Waluyo, setelah dijemput Dinas Tenaga Kerja dan Dinas Kesehatan Blitar dari Rumah Sakit Polri, Kramat Jati, Jakarta.
Itu setelah Hery Noegroho, Bupati Blitar mendapat surat dari RS Polri, tertanggal 6 Oktober lalu.
Intinya, memberi tahu, bahwa ada BMI asal Blitar sedang dirawat di RS Polri karena dipulangkan paksa oleh Pemerintah Hongkong. Penyebabnya, karena terkena penyakit yang belum ada obatnya tersebut.https://goo.gl/r4qHIz
Saat dijemput kondisi kesehatannya sangat memprihatinkan karena tubuhnya kurus, dan lemah, banyak mengeluarkan nanah busuk.
Sumber terpercaya, korban berangkat ke Hongkong tahun 2002 lalu. Namun, ia tak lewat Blitar melainkan mengurus persyaratannya di Tulungagung. Yakni, ikut alamat suaminya, yang asal Tulungagung.
Namun, infomasinya, selama ke Hongkong itu, ia tak pernah pulang, dan hanya berkomunikasi lewat telepon dengan keluarganya di Blitar. Di Hongkong,ngakunya ia bekerja sebagai pembantu rumah tangga (PRT).
Di tenggarai Sri Ut, selain menjadi pembantu rumah tangga , dia juga suka mencari sampingan menjadi pekerja seks komersial jika ada waktu libur , hal inilah yang menyebabkan dia tertular penyakit yang tidak ada obat nya tersebut.
https://goo.gl/r4qHIzPelajaran untuk kita adalah sebisa mungkin hindari pergaulan buruk , banyaklah berdoa, hindari hubungan seks bebas, karena kebiasaa berganti pasangan dapat menyebabkan penyakit menular seperti yang Sri alami .

Tidak ada komentar:
Posting Komentar